progreskaltim.id Belasan mobil dan puluhan sepeda motor terparkir rapi di halaman parkir. Di dekat pintu masuk, deretan karangan bunga ucapan selamat tersusun rapi memanjang. Di dalam bangunan beratap limasan berkonsep terbuka itu, sudah dipenuhi puluhan orang berpakaian casual dan kedinasan. Di atas meja bundar, sudah tersaji aneka hidangan laut segar yang menggugah selera.
Senin, 24 Februari 2025 adalah hari bersejarah bagi Rumah Makan (RM) Torani Samarinda. Rumah makan yang terkenal dengan sajian aneka seafood ini resmi pindah dari lokasi lama di Jalan Ir Djuanda, ke Jalan Meranti, Samarinda. Lokasinya tak jauh dari Islamic Centre Samarinda.
Kepala Cabang Rumah Makan Torani Samarinda, Ina Qintamani menjelaskan, kepindahan ini bukan tanpa alasan. Grand Opening ini sebagai bagian meningkatkan pelayanan kepada pelanggan setia mereka. Apalagi, sejak awal RM Torani mengusung konsep rumah makan keluarga. Otomatis, fasilitas, seperti parkiran yang luas menampung kendaraan roda empat bahkan bus wajib tersedia.
Tak hanya itu, agar semakin memanjakan pelanggan, kolega dan keluarga, RM Torani Samarinda juga menyediakan sejumlah fasilitas penunjang. Di antaranya, ruang VIP berkapasitas 50 orang dan musala. Fasilitas kafe menyediakan aneka cemilan dan kopi juga tersedia.
“Kita pindah ke Jalan Meranti supaya lebih menghidupkan konsep baru dan menghidupkan segmen baru,” kata Ina sapaan karibnya kepada progreskaltim.id usai Grand Opening.
Berawal dari Tenda Sederhana
Kesuksesan RM Torani Samarinda mengembangkan bisnis dan memperluas pelanggan di Kota Tepian – sebutan Samarinda tidak semudah membalik telapak tangan. Lidah warga kota sudah kadung akrab dengan kuliner ikan Sungai Mahakam, aneka menu lintas etnis dan bangsa. Butuh bertahun-tahun untuk mempopulerkan sajian laut yang jadi andalan RM Torani.

Cerita sukses RM Torani tak bisa dilepaskan dari menu khas, Bandeng Tanpa Duri yang mulai diperkenalkan tahun 2000an. Kala itu, salah satu pemilik RM Torani, Jaka merasa kesulitan memasarkan hasil panen ikan Bandeng di keramba miliknya di Muara Badak, Kutai Kartanegara. Ikan bernama latin Chanos Chanos ini kurang diminati karena banyak duri.
“Waktu itu bandeng lagi melimpah banget. Sampai dulu, katanya, kucing aja sampai gak mau makan, sangking bosannya,” kata Ina.
Berbekal ilmu dari Sekolah Tinggi Perikanan di Jakarta, sang pemilik kemudian membuat inovasi menu Bandeng Tanpa Duri. Dengan cekatan, 164 sampai 212 buah duri halus dari seekor ikan bandeng dicabut.
“Dicabut manual supaya lansia, anak-anak bisa makan tanpa khawatir kena duri,” kata Ina. “Jadi, gizi tetap terjaga, tanpa takut makan kena duri,”
Setelah itu, sejumlah bumbu khusus dilumuri ke dagingnya agar meresap dan menghilangkan bau dan alergi ikan sebelum dibakar. Ina bercerita, inovasi mencabut bandeng tanpa duri dinilai lebih baik dibandingkan teknik melunakkan tulang menggunakan panci bertekanan tinggi yang dianggap dapat merusak kandungan gizi dalam ikan bandeng.
Mengingat, kandungan Omega-3 Ikan Bandeng 14,2 persen. Enam kali lebih tinggi dibandingkan Ikan Salmon yang hanya 2,6 persen, tuna 0,2 persen dan ikan sarden, 3,9 persen. [Balai Pengembangan dan Mutu Hasil Perikanan tahun 1996]. Jika rutin dikonsumsi, omega 3 dapat mencegah penyakit jantung koroner dan arteriosklerosis atau pengerasan pembulah darah arteri akibat penumpukan plak di dinding arteri.
Setelah ramuan tercipta, sang pemilik memberanikan diri membuka cabang RM Torani pertama di Balikpapan tahun 2003. Di tenda rumah makan sederhananya, sang pemilik sampai harus memberikan test food gratis untuk menarik minat mencicipi. Perjuangan panjang itu berbuah hasil. Rumah Makan Torani pertama dibuka di Balikpapan Thun 2008. Persisnya di kawasan Stalkuda.
Bulan berganti tahun. Sajian Bandeng Tanpa Duri mulai diminati warga Kota Minyak. Konsep rumah makan keluarga yang menyajikan kuliner seafood dinilai cocok dengan lidah dan kultur warga Kota Balikpapan. Keluarga pekerja kantoran, pengusaha dan pusat bisnis di Kaltim.
“Kita juga dulu sempat kerja sama Kementerian Kelautan buat gemar makan ikan itu dari Program Bandeng Tanpa Duri ini,” ungkap Ina.
Melihat kesuksesan itu, sang pemilik kemudian meluaskan sayap ke Kota Tepian, Samarinda. Rumah Makan Torani Cabang Samarinda pertama kali dibuka tahun 2013. Lokasinya di Gatot Subroto sebelum pindah lokasi di Jalan Djuanda sebelum akhirnya pindah ke Jalan Meranti tahun 2025. Di Samarinda, RM Torani mendapat sambutan hangat dari warga kota. Singkat cerita bisnis kuliner seafood di Kota Tepian yang dikelola RM Torani berkembang pesat.
Bahan Baku Selalu Fresh
Kepala Cabang Rumah Makan Torani Samarinda, Ina Qintamani menjelaskan, rahasia kesuksesan RM Torani mendapat kepercayaan pelanggan. Salah satunya karena selalu menjaga kualitas bahan baku utamanya seafood tetap segar alias fresh.
Untuk Ikan Bandeng, RM Torani bekerja sama dengan nelayan lokal di Muara Badak, Kutai Kartanegara. Di sana, sudah terbangun rumah produksi khusus untuk mencabut duri ikan bandeng secara manual.
“Suplai ikan-ikan laut atau ikan sungai lain, kita juga kerja sama dengan nelayan lokal di sekitar daerah situ (Muara Badak),” ungkapnya.

Sebagai informasi, Kecamatan Muara Badak merupakan salah satu sentra perikanan terbesar di Kaltim. Hasil perikanan laut dan sungai di Muara Badak dipasok untuk kebutuhan kota-kota besar di Kaltim.
Karena itu, pengelola RM Torani selalu berkoordinasi dengan nelayan lokal tentang ketersediaan bahan baku seafood yang segar. “Kita pasti akan menyediakan seafood yang fresh. Kita tidak menjanjikan semua ikan ada, tapi tidak menjaga kualitasnya,” ungkap perempuan ramah senyum ini.
Menu Andalan Lain
Selain Menu Bandeng Tanpa Duri, RM Torani Samarinda juga menyediakan puluhan menu. Beberapa favorit pelanggan di anatanya ; Pertama, Kepiting Saos Torani. Menu khas ini tersedia di semua RM Torani di berbagai kota. Sajian kepiting ini dimasak menggunakan saus khusus racikan RM Torani.
“Menu ini cocok dengan semua masakan. bakaran, crispy, tumis. Pokoknya, cocok dengan semua menu-menu yang ada di RM Torani,” kata Ina.
Kedua, selain Bandeng Bakar, RM Torani Samarinda juga terkenal dengan sajian berbagai menu ikan lainnya. Seperti menu berbahan dasar Ikan Kakap, Ikan Trekulu yang bakal menggoyang lidah konsumen.
“Kita punya bumbu bakar khas, spesial yang gak ada di tempat lain. Ibarat resep rahasianya gitu,” ungkapnya.
Menu ketiga yang jadi favorit adalah sajian kuliner berlumur saus telur asin. Mulai dari ayam, sampai kepiting. Baik kepiting bakau sampai kepiting soka dengan cangkang lunak yang terkenal di penikmat masakan laut.
“Saus telur asin, kita (RM Torani) yang salah satu yang mempopulerkan,” ujarnya.
Menu favorit ketiga adalah Torami. Menu berbahan dasar mie yang dicampur dengan aneka seafood dan sayur mayur yang dimasak dengan bumbu khusus racikan RM Torani.
Menu favorit keempat yakni Cah Pakcoy Bawang Putih. “Semua orang suka lah sama Pakcoy nya,” katanya.
Tak sampai di situ, Rumah Makan Torani Samarinda juga menyediakan puluhan menu menggugah selera lainnya. Tak heran, berbagai menu tersebut membuat kalangan dari warga biasa, pengusaha, Npejabat sampli artis jadi pelanggan setia RM Torani.
Rajin Beramal dan Melayani Pelanggan
Rahasia lain kesuksesan RM Torani diterima warga Kota Tepian, Kota Minyak Balikpapan dan Makassar adalah orientasi mereka kepada pelanggan. Tak lupa juga konsistensi berbagi kepada sesama.
RM Torani Samarinda selalu menyediakan fasilitas dan menu khas seafood yang inklusif bagi semua kalangan dan umur. Mulai dari bandeng tanpa duri yang bisa dinikmati anak-anak hingga lansia tanpa takut tertusuk duri. Sampai penyediaan parkir luas, toilet bersih, pelayanan ramah, musala dan ruang pertemuan VIP yang mampu menampung puluhan orang.

Selain itu, meski sudah sukses, pengelola RM Torani Samarinda juga tidak pernah lupa berbagi kepada golongan yang kurang beruntung. Pada grand opening kali ini, RM Torani Samarinda mengundang puluhan anak yatim untuk menikmati sajian seafood yang kerap diidentikan dengan makanan kelas menengah atas.
Bukan gimmick pemasaran. Rupayanya, konsep berbagi kepada warga kurang mampu ini sudah dijalankan RM Torani sejak awal pendirian. RM Torani juga telah menjalin kerja sama amal dan sosial dengan beberapa badan amal yatim di kota tempat mereka beroperasi.
“Setiap minggu, hari jumat, kita rutin memberikan kotakan kepada anak yatim di badan amal. Kadang di panti asuhan,” tutupnya.
Yang jelas, konsistensi menjaga mutu dan ikhtiar RM Torani menyajikan hidangan laut yang bisa dinikmati semua kalangan patut diacungi jempol. Ketulusan berbagi kepada sesama patut jadi teladan. Usaha menyajikan makanan bergizi diharapkan sejalan dengan cita-cita membangun bangsa yang cerdas lewat kuliner laut berkualitas. Di setiap cabang, RM Torani menjadi salah satu ikon RM Seafood yang patut dikunjungi.
“Saya berharap, RM Torani bisa terus berkontribusi dalam program Indonesia Emas. Bukan Indonesia Cemas lewat konsumsi ikan yang bergizi tinggi,” tutup Ina yang belum genap berusia 30 tahun ini.
Penulis : Haeda Dyah Masnah Rahmadani
Editor : Nalendro Priambodo
Discussion about this post