progreskaltim.id Rendi Solihin berjalan pelan memasuki halaman Pondok Pesantren Al Arsyadi, Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja. Dari dalam sebuah bangunan bertembok bata ringan itu, seorang pria berkopiah putih menatap tajam. Pria paruh baya bernama Kiai Haji Saifuddin Marzuki itu langsung menghampiri dan memeluk erat Wakil Bupati Kukar periode 2021-2025 ini.
Kiai Safuddin Marzuki – ulama kharismatik di Kukar itu langsung mempersilahkan Rendi masuk. Mereka duduk bersila dan berbincang di atas hamparan permadani merah bercorak bunga yang melapisi lantai. Tatapan mata sang kiai tajam memperhatikan setiap kalimat yang terucap dari bibir Rendi. Sesekali Saifuddin Marzuki terdiam dan memberikan wejangan. Rendi, di sisi lain, menatap dan mendengarkan wejangan dari ulama kharismatik ini.
“Saya ingin memohon nasihat dari orangtua kami ini. Beliau menjadi salah satu orangtua kami di Samboja,” ujar Rendi dengan nada halus mendengarkan nasihat sang ulama baru-baru ini.
Di antara perbincangan, terselip pembahasan mengenai dinamika politik Kukar. Termasuk putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menggugurkan pencalonan Edi Damansyah – Rendi Solihin dalam Pilkada Kukar 2024 lalu.
Mahkamah memerintahkan Pemungutan Suara Ulang di seluruh TPS tanpa mengikutsertakan Edi Damansyah. Padahal, pasangan ini berhasil meraih kemenangan dengan torehan 259.489 suara – 67 persen dari total suara sah.
Rendi menyadari bahwa perjalanan politiknya kini jauh lebih menantang. Ia harus kembali berjuang, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menjaga amanah rakyat yang telah memberikan dukungan besar padanya di pilkada sebelumnya.
Topik pembicaraan beralih ke PSU. KH Saifuddin Marzuki menyampaikan dukungannya dengan nada penuh keyakinan. “Insya Allah kita dukung, kalau orang sini, kenapa tidak kita dukung,” ucapnya mantap.
Dukungan itu bukan sekadar pernyataan politik, tetapi juga pengakuan atas kedekatan Rendi dengan masyarakat Samboja dan sekitarnya. Di tengah persaingan yang semakin ketat, restu dari seorang tokoh agama yang dihormati menjadi angin segar bagi perjuangannya.
Dengan langkah yang lebih mantap, Rendi meninggalkan pondok pesantren, membawa harapan dan semangat baru untuk kembali merebut kepercayaan rakyat di PSU mendatang. (*)
Discussion about this post