progreskaltim.id Dinas Perhubungan Kabupaten Mahulu (Dishub Mahulu) membuat Kajian Potensi Penumpang Transportasi Udara pada Airstripter Bandara Ujoh Bilang. Kajian itu memuat sejumlah data penting dan beragam manfaat. Baik bagi penumpang, investor maupun calon pengusaha lainnya.
Laporan akhir kajian yang bekerja sama dengan LPPM Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang itu dipresentasikan, Kamis, 28 November 2024 di Ujoh Bilang.
Berdasarkan laporan kajian yang progreskaltim.id dapat, potensi penumpang pesawat di Bandara Ujoh Bilang terbagi ke dalam 8 jenis pekerjaan yang tersebar di lima kecamatan. (lihat grafis).

Dari 8 kategori tersebut, tim peneliti mengkaji 3 jenis pekerjaan utama yang potensial menjadi penumpang di Bandara Ujoh Bilang. Yakni, PNS/TNI/Polri, Pegawai Swasta/BUMN dan Wiraswasta
Dari hasil survei kepada kalangan PNS menunjukkan, 80 persen PNS di Mahulu setuju berpindah dari moda transportasi utama sungai dan darat ke pesawat di Bandara Ujoh Bilang. 54 persen PNS setuju beralih ke pesawat karena faktor efisiensi waktu dan 63 persen PNS menilai biaya ideal menggunakan pesawat berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Masih dari hasil kajian. Potensi penumpang kedua di Bandara Ujoh Bilang dari sektor swasta juga potensial. Pada 2024, terdapat 10 perusahaan swasata dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dan 25 perusahaan berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
“Persepsi masyarakat terhadap peralihan moda transportasi utama ke pesawat pada pekerjaan swasta, semua (100 persen) memilih beralih ke pesawat karena efisiensi waktu,” tulis kajian yang dipresentasikan pada 28 November 2024 itu.
Beralih ke calon penumpang di sektor wiraswasta. Dari hasil kajian, 53 persen penumpang dari kalangan wiraswasta setuju berpindah menggunakan pesawat. 48 persen alasannya karena efisiensi waktu. Sementara untuk biaya perjalanan 43 persen menginginkan harga perjalanan Rp 500 ribu dan 49 persen menginginkan biaya perjalanan pesawat Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta sekali perjalanan.
Selain penumpang dari dalam kabupaten Mahulu, potensi penumpang juga datang dari daerah lain. Ini berkaitan dengan konsep Bandara Ujoh Bilang sebagai bandara pengumpan dan kargo dari bandara sekitar.
Mulai dari Bandara APT Pranoto Samarinda, Bandara Sepinggan, Balikpapan, Bandara VVIP IKN, Bandara Melalan, Kutai Barat.
Bahkan, tak menutup kemungkinan, Bandara Ujoh Bilang akan mendorong mobilitas penumpang dari dan menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di masa mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Mahulu, Fransiskus Xaverius Lawing menilai, keberadaan penerbangan di Bandara Ujoh Bilang tidak serta merta mematikan moda transportasi lainya. Sebab, masyarakat semakin bebas memilih transportasi apa yang akan mereka gunakan untuk bepergian.
Jika ingin cepat, bisa menggunakan pesawat. Jika ingin lebih ekonomis dan memakan waktu, bisa menggunakan jalur darat dan sungai. Pilihan bergantung kepada masyarakat.
Di beberapa kota dan daerah lain. Kehadiran bandara merangsang tumbuhnya jasa transportasi lainnya. Semisal, jasa antar jemput penumpang dari dan menuju bandara.
“Yang jelas, potensi transportasi darat dan udara tidak saling menghambat. Justru saling mendukung,” katanya. “Saya yakin, kajian ini sudah memperhitungkan itu. Jangan sampai salah satunya mati,” sambungnya. (pariwara/dishubmahulu)

Discussion about this post