progreskaltim.id Idulfitri di Tenggarong tahun ini tidak hanya dirayakan dengan takbir yang menggema di langit kota, tetapi juga dengan perenungan akan makna sejati kemenangan. Bagi umat Islam di Kabupaten Kutai Kartanegara, Idulfitri 1446 H menjadi ruang untuk memperkuat kembali hubungan spiritual dan sosial setelah sebulan penuh berpuasa.
Ribuan warga memadati Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin sejak pagi hari. Suasana hangat terasa sejak takbir dikumandangkan, mengiringi langkah jemaah yang datang bersama keluarga. Di antara mereka, tampak Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono, yang hadir bersama keluarga. Langit cerah seolah menjadi tanda berkah bagi perayaan penuh makna ini.
Sebagian jemaah yang tak kebagian tempat di dalam masjid tetap melaksanakan salat Idulfitri dengan tertib di halaman luar. Salat dipimpin oleh Ustadz Fahruzzaini E. Juriansyah dan berlangsung khusyuk di tengah suasana yang penuh kehangatan.
Dalam khotbahnya, Kepala Kantor Kemenag Kutai Kartanegara, Nasrun, mengingatkan jemaah agar Idulfitri tidak dimaknai sebatas perayaan kemenangan, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan dengan sesama. “Idulfitri lebih dari sekadar merayakan kemenangan, ini adalah waktu untuk refleksi dan melanjutkan kebiasaan baik yang telah dibangun selama Ramadan,” ujarnya.
Usai khotbah, Sekda Sunggono turut menyampaikan sambutan. Ia mengucapkan selamat Idulfitri dan menegaskan bahwa kemenangan sejati setelah Ramadan bukan hanya keberhasilan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga kemampuan menundukkan hawa nafsu dan memperkuat solidaritas sosial.
“Kemenangan setelah Ramadan tidak berhenti pada hari ini. Nilai kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian yang kita tanamkan harus terus hidup dalam keseharian,” tuturnya.
Sunggono juga menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat, tidak hanya pada bulan suci. Ia mengutip hadis Khairunnas anfa’uhum linnas—sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain—sebagai pedoman hidup yang perlu dihayati bersama.
Ia kemudian mengajak masyarakat untuk menjaga semangat gotong royong dan memperkuat kebersamaan yang telah tumbuh selama Ramadan. “Mari rayakan Idulfitri dengan penuh syukur dan terus menebar manfaat bagi sesama,” katanya menutup sambutan.
Setelah salat usai, jemaah saling bersalaman, memohon maaf, dan menyampaikan ucapan selamat. Di berbagai sudut kota, aroma ketupat dan opor ayam mulai tercium, menandai kebahagiaan yang tumbuh dari hati yang bersih dan jiwa yang damai. Idulfitri kali ini benar-benar menjadi perayaan kebersamaan yang melampaui sekadar tradisi. (adv/diskominfokukar)

Discussion about this post