progreskaltim.id Rumput melebihi pagar, ruang rawat kosong dan ketiadaan tenaga medis. Itulah pemandangan yang disaksikan dr Aulia Rahman Basri saat pertama kali ditugaskan menjadi direktur pertama RSUD Dayaku Raja di Kutai Kartanegara pada 2013 lalu.
“Bukan memilih duluan pasien atau dokter. Karena dua-duanya belum ada,” kenang Aulia di hadapan para alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam Seminar Nasional IKA Unhas Balikpapan, Minggu, 27 April 2025.
Kisah itu menjadi pembuka perjalanan hidupnya, dari seorang dokter muda lulusan S1 dan S2 Fakultas Kedokteran Unhas tersebut. Hingga akhirnya terpilih sebagai Bupati Kutai Kartanegara dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024.
Di balik pencapaiannya, Aulia mengaku perjalanan itu penuh keberuntungan sekaligus perjuangan.
Setelah lulus, ia mendaftar menjadi ASN dokter di Pemkab Kukar, saat itu hanya delapan orang mendaftar untuk sepuluh posisi yang tersedia. “Sudah pasti diterima,” ujarnya, disambut tawa kecil dari peserta.
Sebagai kepala Puskesmas, lalu Direktur RSUD Dayaku Raja di Kecamatan Kota Bangun. Putra asli Kota Bangun kelahiran 23 Agustus 1985 ini sadar benar kondisi pelayanan kesehatan di daerah kala itu.
Berbekal pengetahuan lapangan dan akademis, Aulia merancang strategi peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD Dayaku Raja. Gebrakannya berhasil mendatangkan tujuh dokter spesialis dari Unhas.
“Sesuatu yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah universitas tersebut. “Baru kali itu Unhas mengirimkan tim lengkap untuk satu daerah,” ungkap Aulia.
Bersama rekan sejawatnya, Aulia tidak tidak hanya menyembuhkan pasien. Tetapi berupaya membuktikan bahwa pelayanan kesehatan berkualitas bisa hadir di pelosok Kukar.
Tak hanya mengisi tenaga medis, alumni Unhas turut membantu merancang ulang rumah sakit. Mulai dari struktur pelayanan hingga desain ruang. Upaya ini menjadi fondasi bagi perbaikan layanan kesehatan di Kukar.
Inovasi ini menjadi cikal bakal kemajuan pelayanan RSUD Dayaku Raja. Dalam beberapa tahun, rumah sakit tersebut terus naik status menjadi tipe D. Keberhasilan ini, bukan hanya persoalan status. Melainkan juga inovasi yang memperkuat pelayanan kesehatan bagi warga Kukar.
Bulan berganti tahun. Aulia mengambil keputusan berani: mengundurkan diri sebagai ASN untuk menekuni dunia usaha. Ia terpilih menjadi Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kukar tahun 2023. Ia menunjukkan kepiawaian memajukan ekonomi daerah.
Tak sampai di situ. Aulia juga terjun ke dunia politik sebagai Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan di DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI- Perjuangan) Kukar.
Namanya kian keshor dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kukar pasca putusan Mahkamah Konstitusi. Aulia berpasangan dengan Rendi Solihin – wakil Bupati Kukar saat ini. Hasil Pleno Rekapitulasi Suara KPU pada Kamis, 24 April 2025 menunjukkan duet Aulia – Rendi berhasil meraih suara terbanyak sebesar 209.905 suara. Unggul dibandingkan dua pasangan lainnya.
Pencapaian Aulia di dunia kesehatan dan politik membuktikan kontribusi nyata di lapangan tidak sia-sia.
“Unhas adalah rumah kami. Tempat kami selalu kembali ketika butuh mengisi ulang semangat,” ucapnya dengan suara bergetar.
Alumnus Kebanggan Unhas
Kebanggaan atas pencapaiannya disampaikan langsung oleh Ketua IKA Unhas Kaltim, Isradi Zainal. “Kami sangat bangga, akhirnya ada juga Bupati Kutai yang lahir dari Unhas, baik S1 maupun S2,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua IKA Unhas Balikpapan, Wahyullah Bandung, menilai kiprah Aulia sudah sering menjadi buah bibir. “Banyak cerita tentang dr Aulia, dari kepala Puskesmas, kepala rumah sakit, hingga kini memimpin daerah,” katanya.
Berbagai pesan dan harapan turut mengalir dalam acara itu. Fahruddin, alumni Unhas 1979 sekaligus ahli tata kota, menekankan pentingnya membangun Kukar dengan pendekatan berbasis potensi lokal.
“Kukar memiliki sungai-sungai yang tak dimiliki daerah lain. Potensi ini harus dikembangkan, bukan dengan mengejar kemewahan, tapi mengangkat apa yang sudah ada,” pesannya.
dr Abdi Lawang, alumni angkatan 1969, berpesan agar kekuatan Kukar ke depan tak hanya diukur dari kehebatan proyek fisik, tetapi dari kenyamanan hidup warganya. Ia juga berharap Aulia bisa membawa perubahan sistemik di pusat pemerintahan daerah.
Menutup sesi, Aulia menyampaikan ajakan penuh harap kepada para seniornya. “Kami ini adik-adik yang masih butuh nasihat. Kami terbuka menerima siapa pun alumni Unhas yang ingin datang ke Kukar, melihat, dan mendampingi kami,” ujarnya.
Suasana penuh keakraban itu menjadi saksi bahwa meski berjarak waktu dan medan, Unhas tetap menjadi rumah yang mengikat rasa, membangun semangat, dan membentuk generasi penerus yang siap mengabdi untuk daerah dan bangsa. (*)

Discussion about this post